Senin, 02 November 2009

proposal penelitian

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti TBC, Diphteri, Pertusis, Campak, Tetanus, Polio, dan Hepatitis B merupakan salah satu penyebab kematian anak di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Diperkirakan 1,7 juta kematian pada anak atau 5% pada balita di Indonesia adalah akibat PD3I. Agar target nasional dan global yaitu : eradikasi, eliminasi dan reduksi terhadap PD3I dapat dicapai, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata sampai mencapai tingkat Population Immunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi. Kegagalan untuk menjaga tingkat cakupan imunisasi yang tinggi dan merata dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) PD3I. Salah satu program yang telah terbukti efektif untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) adalah imunisasi. Salah satu bukti keberhasilan tersebut adalah dapat dibasminya penyakit cacar dari Indonesia pada tahun 1974. (Sambutan Menteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) pada Acara Nasional Imunisasi Anak, tanggal 1 November 2007 di Taman Menteng, Jakarta Pusat).
“Imunisasi rutin adalah salah satu cara yang paling efektif dan relatif murah mencegah penyakit menular dan menyelamatkan hidup anak-anak” Anne Vincent, kepala program kelangsungan hidup dan perkembangan Anak UNICEF.
Lewat imunisasi, tubuh seseorang akan dirangsang untuk membangun pertahanan imunologis terhadap kontak alamiah dengan berbagai penyakit. Sekalipun imunisasi telah menyelamatkan dua juta anak pada 2003, data yang terbaru menyebutkan bahwa 1,4 juta anak meninggal karena mereka tidak divaksin. Hampir seperempat dari 130 juta bayi yang lahir tiap tahun tidak diimunisasi agar terhindar dari penyakit anak yang umum. Vaksin telah menyelamatkan jutaan jiwa anak-anak dalam tiga dekade terakhir, namun masih ada jutaan anak lainnya yang tidak terlindungi dengan imunisasi ("Progress for Children" Report no.3, September 2005).
Penelitian Dwi Lestari pada tahun 2007, menunjukkan bahwa tingkat ketepatan jadwal imunisasi dengan kategori baik, ditemukan sebagian besar pada ibu yang berpendidikan formal menengah, berumur antara 20-30 thn, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, dan pada umumnya memiliki 2 orang anak.
Rata-rata angka imunisasi di Indonesia hanya 72 persen. Artinya, angka di beberapa daerah sangat rendah. Menurut data dari dinas kesehatan Sul-sel pada tahun 2007 yaitu cakupan Imunisasi lengkap meningkat dengan meningkatnya tingkat pendidikan Ibu ; 19% anak dari ibu tanpa pendidikan dibanding 73% anak dari ibu pendidikan menengah atau lebih. Adapun situasi cakupan imunisasi dasar (cakupan imunisasi campak) di Sul-sel : 89,63% pada tahun 2006 dan pada tahun 2007 meningkat menjadi 91,08%.
Meningkatnya jumlah masyarakat yang melakukan Imunisasi secara mandiri yaitu dengan tercapainya UCI tingkat kota Makassar. Adapun data cakupan UCI yang dilaporkan pada tahun 2007 sebesar 97%.
Untuk cakupan kelurahan UCI dari 143 kelurahan yang ada di wilayah Kota Makassar, 141 kelurahan diantaranya (99%) merupakan kelurahan yang melaksanakan UCI. Pada tahun 2007 cakupan UCI menjadi 97 % (139 kel. UCI). (profil kesehatan Makassar 2007).
Khusus Puskesmas Minasa Upa yang mempunyai wilayah kerja meliputi Kelurahan Gunung Sari dan Karunrung, dengan jumlah penduduk sebanyak : 21.750 jiwa, mempunyai 519 sasaran bayi sudah mencapai target UCI sejak tahun 2006 sebesar 91,5%, pada tahun 2007 sebesar 92,1% dan pada tahun 2008 sebesar 92,3%. Berdasarkan data yangbdiperoleh tentang kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Minasa Upa triwulan ke-3 ditemukan bahwa bayi yang mendapat imunisasi dasar tidak lengkap ;……(…%), imunisasi dasar lengkap :…(..%), bayi, imunisasi dasar lengkap tapi tidak tepat waktu :…(..%), dan imunisasi dasar lengkap dan tepat waktu:…(…%). Imunisasi dilaksanakan di Puskesmas & Posyandu, untuk di Puskesmas dilaksanakan 2 kali seminggu yaitu pada hari Selasa & Sabtu. Pada hari Selasa jumlah kunjungan sangat sedikit di banding pada hari Sabtu.
Data tersebut diatas menjadi alasan peneliti untuk mengangkat judul “Hubungan karakteristik ibu dengan kelengkapan dan ketepatan pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Minasa Upa Kelurahan Gunung Sari Kota Makassar.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut : perlu diketahui hubungan karakteritik ibu dengan kelengkapan dan ketepatan pemberian imunisasi dasar bayi diwilayah kerja Puskesmas Minasa Kelurahan Gunung Sari Upa Kota Makassar.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteritik ibu dengan kelengkapan dan ketepatan pemberian imunisasi dasar bayi diwilayah kerja Puskesmas Minasa Kelurahan Gunung Sari Upa Kota Makassar.
Tujuan Khusus :
1. Diketahui hubungan pendidikan ibu dengan kelengkapan dan ketepatan pemberian imunisasi dasar pada bayi.
2. Diketahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kelengkapan dan ketepatan pemberian imunisasi dasar pada bayi.
3. Diketahui hubungan pekerjaan dengan kelengkapan dan ketepatan pemberian imunisasi dasar pada bayi.
4. Diketahui hubungan jumlah anak dengan kelengkapan dan ketepatan pemberian imunisasi dasar pada bayi.
5. Diketahui hubungan sikap ibu dengan kelengkapan dan ketepatan pemberian imunisasi dasar pada bayi.
6. Diketahui hubungan perilaku ibu dengan kelengkapan dan ketepatan pemberian imunisasi dasar pada bayi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas Minasa Upa
Sebagai bahan masukan dalam peningkatan mutu dalam peningkatan jumlah kunjungan imunisasi
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan penelitian ini dapat menambah studi kepustakaan dan diharapkan menjadi masukan yang berarti dan bermanfaat.
3. Bagi Peneliti
a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam peningkatan cakupan imunisasi
b. Merupakan pengalaman berharga dalam meningkatkan pengetahuan peneliti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar